Opsiberita.com - Ilmuwan muda asal Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Ja’far Hasibuan, resmi dinyatakan lulus sebagai mahasiswa Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU). Kabar baik ini disusul dengan pemberian beasiswa dari Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, yang juga merupakan ayah angkat Ja’far, untuk mendukung pendidikan dan risetnya.
Ja’far dikenal sebagai penemu Biofar SS, obat herbal yang telah diakui secara internasional dan dibagikan secara gratis kepada masyarakat tidak mampu di berbagai negara. Risetnya telah membawa nama Indonesia ke panggung sains dunia.
"Setiap malam saya tahajud, minta sama Allah agar dimudahkan bisa lanjut S2 di Fakultas Kesehatan. Saya ingin jadi ilmuwan yang bermanfaat. Alhamdulillah, setelah dinyatakan lulus, saya dapat kabar dari Bapak Kapolri, saya dibantu beasiswa," ujar Ja’far dalam keterangannya, Minggu (27/7/2025).
Perjalanan Ja’far menuju dunia akademik dan penelitian tidak mudah. Ia pernah hidup dalam kemiskinan ekstrem dan harus menjual roti keliling dengan sepeda demi membiayai kuliahnya. Ia bahkan sempat tidur di emperan toko dan bertahan hidup dengan minum air putih karena tak punya uang untuk makan.
“Kadang makan sekali dua hari. Kadang cuma minum air putih untuk tahan lapar. Tapi saya yakin, Tuhan tidak tidur,” kenangnya.
Berkat ketekunan dan semangat pantang menyerah, Ja’far berhasil mengembangkan Biofar SS, terapi herbal untuk berbagai penyakit dalam dan luar. Riset tersebut kini terus dikembangkan melalui klinik Biofar SS di Simpang Empat Pajak Bengkok, Jalan Cempaka Sari, Marindal Satu, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Ia juga menyebut peran besar Kapolri yang telah memberikan bantuan berupa alat laboratorium dan bahan penelitian sebanyak empat kali. “Kalau bukan karena Pak Kapolri, mungkin saya sudah tidak bisa lanjut kuliah. Bahkan mungkin saya sudah berhenti jadi peneliti,” ucapnya.
Beasiswa dari Kapolri dinilainya sebagai bentuk kepercayaan negara terhadap anak bangsa yang berjuang dari bawah. Bagi Ja’far, hal itu menjadi amanah untuk terus berkarya dan berkontribusi kepada masyarakat melalui ilmu pengetahuan.
Tidak hanya untuk manusia, Ja’far juga tengah mengembangkan pengobatan herbal untuk hewan ternak di pelosok. “Ilmu yang tidak dibagikan, adalah ilmu yang mati. Saya ingin ilmu saya bermanfaat, bukan hanya untuk manusia, tapi juga bagi kehidupan,” katanya.
Ja’far juga terinspirasi oleh semangat Sumpah Pemuda dan sosok Presiden ke-3 RI, BJ Habibie. Ia bahkan telah diundang bertemu dengan Ilham Habibie, putra almarhum BJ Habibie, yang memuji prestasinya. “Kalau Pak Habibie berkarya di bidang teknologi pesawat, saya ingin meneruskan di bidang kesehatan,” ujarnya.
Kepada generasi muda, Ja’far berpesan agar tidak takut miskin, namun takut jika berhenti berdoa dan berhenti mencoba. “Salat tahajud saya setiap malam mungkin tidak langsung mengubah hidup saya. Tapi satu demi satu, pintu terbuka. Dan salah satunya adalah beasiswa dari Bapak Kapolri,” pungkasnya.(ob/adm)